Homeschooling sudah dikenal lama di Indonesia, sedangkan pengertian homeschooling sendiri adalah model alternatif belajar selain di sekolah. istilah lain dari homeschooling adalah “home education”, atau “home-based learning” yang digunakan untuk maksud yang kurang lebih sama.
Di dalam homeschooling orang tua menjadi penanggung jawab utama dalam proses belajar, sedangkan di sekolah formal guru dan sistem sekolah yang bertanggung jawab pada pendidikan anak selama dilingkungan sekolah. dalam homeschooling selain orang tua mengajar sendiri pendidikan anaknya, mereka juga bisa mengundang guru privat, mengikutkan anak pada kursus, atau mengikutkan anak pada program magang.
sesuai namanya homeschooling memang berpusat di rumah, tetapi tidak menutup kemungkinan untuk mengajak anak belajar diluar rumah, sebagai pengenalan anak pada dunia luar.
Keberadaan homeschooling Indonesia telah diatur dalam UU 20/2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 27 ayat (10) yang berbunyi:
“Kegiatan pendidikan informal yang dilakukan oleh keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri”
Dalam praktek homeschooling tidak harus memenuhi penyetaraan
pendidikan. Pendidikan kesetaraan adalah hak dan bersifat opsional. Jika
praktisi homeschooling menginginkannya, mereka dapat menempuhnya. Jika
tidak, mereka tetap dapat memilih dan memberikan yang terbaik untuk
anak-anaknya. Tetapi Penyetaraan ini digunakan untuk dapat dihargai dan
setara dengan hasil pendidikan formal, tentu setelah melalui proses
penilaian penyetaraan oleh lembaga yang ditunjuk oleh Pemerintah atau
Pemerintah Daerah dengan mengacu pada standar nasional pendidikan.
Penyetaraan dalam praktek homeschooling yaitu penyetaraan ujian,
penilaian, penyelenggaraan, dan tujuan pendidikan. Pendidikan kesetaraan
dalam ujian nasional meliputi program Paket A setara SD, Paket B setara
SMP, dan Paket C setara SMA.
Kelebihan homeschooling:
- Customized, sesuai kebutuhan anak dan kondisi keluarga.
- Lebih memberikan peluang untuk kemandirian dan kreativitas individual yang tidak didapatkan dalam model sekolah umum.
- Memaksimalkan potensi anak sejak usia dini, tanpa harus mengikuti standar waktu yang ditetapkan di sekolah.
- Lebih siap untuk terjun di dunia nyata (real world) karena proses pembelajarannya berdasarkan kegiatan sehari-hari yang ada di sekitarnya.
- Kesesuaian pertumbuhan nilai-nilai anak dengan keluarga. Relatif terlindung dari paparan nilai dan pergaulan yang menyimpang (tawuran, drug, konsumerisme, pornografi, mencontek, dsb).
- Kemampuan bergaul dengan orang tua dan yang berbeda umur (vertical socialization).
- Biaya pendidikan dapat menyesuaikan dengan keadaan orang tua
Kekurangan homeschooling:
- Butuh komitmen dan keterlibatan tinggi dari orang tua
- Sosialisasi seumur (peer-group socialization) relatif rendah. Anak relatif tidak terekspos dengan pergaulan yang heterogen secara sosial.
- Ada resiko kurangnya kemampuan bekerja dalam tim (team work), organisasi, dan kepemimpinan.
- Perlindungan orang tua dapat memberikan efek samping ketidakmampuan menyelesaikan situasi sosial dan masalah yang kompleks yang tidak terprediksi.
Semua sistem pendidikan memiliki kelebihan dan kekurangan. Satu
sistem sesuai untuk kondisi tertentu dan sistem yang lain lebih sesuai
untuk kondisi yang berbeda. Daripada mencari sistem yang super, lebih
baik mencari sistem yang sesuai dengan kebutuhan anak-anak dan kondisi
kita.
Sekolah bukanlah satu-satunya cara bagi anak untuk memperoleh
pendidikannya. Sekolah hanyalah salah satu cara bagi anak untuk belajar
dan memperoleh pendidikannya. Sebagai sebuah institusi/sistem belajar,
sekolah tidaklah sempurna. Itulah sebabnya, selalu ada peluang pembaruan
untuk memperbaiki sistem pendidikan; baik di level filosofi, insitusi,
approach, dan sebagainya.
Sebagai sosok yang bertanggung jawab untuk mengantarkan anak-anak
pada masa depannya, orang tua memiliki tanggung jawab sekaligus pilihan
untuk memberikan yang terbaik bagi anak-anak. Homeschooling menjadi
alternatif pendidikan yang rasional bagi orang tua; memiliki kelebihan
dan kekurangan inheren di dalam sistemnya.
Tugas kita sebagai orang tua adalah memastikan bahwa kita telah
memberikan yang maksimal untuk anak-anak kita, dengan segala batasan
(constraint) yang kita miliki.
*dari berbagai sumber
0 comments:
Posting Komentar