Pemberian stimulasi sejak dini dapat menjadikan
anak cerdas, kreatif, dan berkarakter. Salah satu upayanya adalah dengan memberikan
mereka pelajaran seni. Seperti yang kita ketahui, bahwa usia dini merupakan
periode emas untuk melakukan proses stimulasi aktif sebagai bekal perkembangan
serta pertumbuhan kelak saat mereka tumbuh menjadi dewasa. Pada usia dini ini, anak
sudah mampu untuk menerima keterampilan dan pengajaran sebagai dasar
pengetahuan dan proses berpikir melalui otak.
Otak manusia itu dibagi menjadi dua bagian, yaitu
otak kiri dan otak kanan adapun fungsinya juga berbeda. perlu diketahui bahwa otak kiri biasa
diidentikkan dengan kerapian, perbedaan, angka, urutan, tulisan, bahasa, hitungan,
logika, terstruktur, analitis, matematis, sistematis, linear dan tahap demi
tahap. sedangkan, otak kanan diidentikkan dengan kreativitas, persamaan,
khayalan, kreativitas, bentuk atau ruang, emosi, musik dan warna, berpikir
lateral, tidak terstruktur, dan cenderung tidak memikirkan hal-hal yang terlalu
mendetail. Untuk mencapai agar anak menjadi cerdas, kedua otak ini musti
distimulasi secara bersamaan; termasuk mengembangkan aspek seni.
Pelajaran atau pendidikan seni terbukti dapat
meningkatkan kepandaian anak dalam berekspresi, pemahaman sisi-sisi kemanusiaan, kepekaan dan
konsentrasi yang tinggi, serta kreativitas yang gemilang. Dengan begitu, diharapkan
anak yang diberikan kebebasan untuk mengembangkan bakat seninya seperti
melukis, menulis puisi, bernyanyi atau bermain alat musik, akan mudah menapaki
tangga menuju puncak prestasi.
Sebagai Orang tua tentu bangga dengan pencapaian
buah hatinya tersebut.
Pada saat anak melukis, biasanya pikirannya akan mengingat
benda atau seseorang yang pernah dilihatnya. Dengan begitu, daya ingatnya akan
terus terasah. Melukis juga mengembangkan kreativitas anak karena membuat
sesuatu dari tidak ada menjadi ada. Banyak gagasan lama menjadi baru saat anak
mengapresiasikan lewat gambar.
Contohnya saja saat melukis gunung, dia akan menambah
gambar burung atau sawah. Padahal, dari pemandangan gunung yang dia lihat
sendiri tidak ada burung. Ini menunjukkan tingkat kreativitas anak mulai tumbuh.
Melukis juga dapat menambah perbendaharaan bahasa dan kosakata anak. Caranya,
biarkan dia menceritakan gambar apa saja yang baru dia buat. Tidak hanya
menjelaskan gambar, mintalah dia untuk membuat kisah dibaliknya. Daya khayal dan
imajinasi anak juga mulai dikembangkan pada saat itu. Sementara dari sisi
emosi, pendidikan seni dapat berfungsi sebagai alat untuk mengasah kepekaan dan rasa kepedulian sosial
anak.
Pengembangan seni pada anak juga dapat dijadikan
sarana mengeluarkan emosi secara sehat tanpa menyakiti atau mengganggu orang
lain. Dia bisa bernyanyi dengan teriak-teriak, mencoret-coret buku gambar, atau
menari sesuka hati saat marah. Emosinya jadi diluapkan dengan berkesenian.
Fungsi seni juga dapat meningkatkan kepercayaan diri. Saat anak tampil di atas
panggung atau di depan teman-temannya untuk mempertunjukkan bakatnya, dia
merasa kelebihannya itu bisa membuat dirinya bangga. Selain itu Menari dan bermain musik
juga dapat mengasah gerakan motorik kasarnya karena selalu bergerak.
0 comments:
Posting Komentar