Mungkin
banyak pertanyaan bagi ayah dan bunda mengenai apa sih yang di maksud anak usia
dini dan bagaimana karakteristiknya?? pengertian Anak usia dini menurut NAEYC (National Association for
The Education of Young Children) adalah anak yang berada pada rentang usia 0 –
8 tahun, yang tercakup dalam program pendidikan di Taman Penitipan Anak,
penitipan anak pada keluarga, pendidikan prasekolah baik itu swasta ataupun
negeri, TK, dan SD.
Mereka
merupakan pribadi yang mampu menarik perhatian orang dewasa dengan tingkah
polahnya dan celotehnya. Adapun karakteristik anak usia dini adalah sebagai
berikut :
Mempunyai rasa ingin tahu yang besar
Anak usia
dini biasanya punya rasa keingin tahuan yang sangat besar sekali, sebagai
contoh :
- Pada anak usia bayi, rasa keingin tahuan yang di tunjukkannya adalah dengan meraih benda yang ada di sekitarnya kemudian segera memasukkannya ke dalam mulut.
- Pada anak usia 3 – 4 tahun, rasa ingin tahunya biasanya di lakukan dengan membongkar dan memasang sesuatu benda yang menjadi perhatiannya. Selain itu juga pada anak usia ini sangat gemar sekali untuk bertanya meski kalimat yang diucapkannya masih sangat terbata-bata dan sederhana
Merupakan pribadi yang unik
Perkembangan
Anak Usia dini antara satu dan yang lainnya mempunyai karakter yang berbeda dan
mempunyai ciri khas sendiri-sendiri dalam hal bakat, minat, gaya belajar dan
sebagainya. Dan keunikan pribadi anak itu berasal dari faktor genetis dan
lingkungan, oleh karena itu perlu sekali untuk menerapkan pendekatan secara
individual dalam menangani anak usia dini.
Suka Berfantasi
dan Berimajinasi
Pengertian Fantasi adalah kemampuan untuk membentuk
tanggapan baru dengan pertolongan tanggapan yang sudah ada. Sedangan pengertian
Imajinasi adalah kemampuan anak untuk menciptakan suatu obyek atau kejadian
tanpa didukung data yang nyata (siti Aisyah, 2008). Anak usia dini biasanya
sangat suka membayangkan dan mengembangkan berbagai hal di luar kondisi nyata. Bahkan
mereka juga dapat berimajinasi menciptakan adanya teman imajinasi yang lain seperti
orang, benda, ataupun hewan.
Masa paling
potensial untuk belajar
Masa ini biasanya disebut dengan “Golden Age” atau “Usia Emas”, karena pada rentang usia ini anak
mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat di berbagai aspek. Kita
perlu memberikan berbagai stimulasi yang tepat agar masa ini tidak terlewatkan
begitu saja, sekaligus berikan pembelajaran dengan hal-hal yang dapat
mengoptimalkan tumbuh kembang anak
Menunjukkan sikap egosentris
pada usia ini anak memandang segala sesuatunya menurut
sudut pandangnya sendiri, mereka cenderung mengabaikan sudut pandang dari orang
lain. Hal itu dapat dilihat dari perilaku mereka yang suka merebut mainan,
menangis dan merengek sampai keingginannya tersebut dipenuhi.
Memiliki rentang daya konsentrasi
yang pendek
Anak usia dini memiliki rentang perhatian yang sangat
pendek. Perhatian mereka akan udah teralih pada hal – hal lain yang menarik
perhatiannya. Pada umumnya seorang anak tidak akan mampu duduk berlama-lama
untuk memperhatikan sesuatu apalagi yang sifatnya membosankan. Akan tetapi lain
halnya jika mereka memperhatikan hal-hal yang menarik dan menyenangkan. Kita perlu
memperhatikan hal ini dalam menyampaikan pembelajaran.
Sebagai bagian dari Makhluk Sosial
Anak usia dini mulai suka bergaul dan bermain dengan
teman teman yang seumuran atau sebayanya. Ia akan mulai belajar untuk berbagi,
belajar mau menunggu giliran, dan belajar mengalah terhadap temannya. Melalui interaksi
sosial ini anak membentuk konsep dirinya sendiri. Ia akan memulai belajar untuk
berperilaku sesuai tuntutan dari lingkungan sosialnya, karena ia sudah mulai
merasa membutuhkan kehadiran seorang teman dalam kehidupannya
Selain karakteristik yang unik tersebut diatas, anak usia dini juga perlu adanya perhatian pada titik kritis perkembangan. Titik kritis tersebut meliputi :
- Membutuhkan rasa aman, nyaman, istirahat dan makanan yang baik.
- Datang ke dunia yang diprogram untuk meniru.
- Membutuhkan latihan dan rutinitas.
- Memiliki kebutuhan untuk banyak bertanya dan memperoleh jawaban.
- Cara berpikir anak berbeda dengan orang dewasa.
- Membutuhkan pengalaman langsung.
- Trial and error menjadi hal pokok dalam belajar.
- Bermain merupakan dunia masa kanak-kanak
0 comments:
Posting Komentar